Selasa, 06 September 2016

SEJARAH PERMAINAN BULU TANGKIS DUNIA DAN INDONESIA





 Bulu Tangkis atau Badminton adalah suatu permainan olahraga menggunakan raket yang dimainkan dua orang (pertandingan tunggal) atau dua pasang (pertandingan ganda) yang saling berlawanan. Olahraga ini mirip seperti bermain tenis yaitu bertujuan memukul bola (kok atau shuttlecock) melewati jaring net agar jatuh di area permainan lawan yang sudah ditentukan dan berusaha untuk mencegah pemain lawan melakukan hal yang sama.


Awal Perkembangan Bulu Tangkis
Nenek moyang permainan bulu tangkis berasal dari Tionghoa dengan sebutan Jianzi yang menggunakan bola tapi tanpa raket. Tujuan permainan ini adalah menjaga bola agar tidak jatuh ke tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan. Bulu tangkis juga telah berkembang 2000 tahun lalu di wilayah Mesir Kuno.


Perkembangan Bulu Tangkis di Britania Raya

Di wilayah Inggris, sejak zaman pertengahan permainan bulu tangkis dimainkan oleh anak-anak. Permainan ini masih disebut dengan Battledores atau Shuttlecocks, untuk raketnya menggunakan dayung/tongkat (Battledores). Pada tahun 1854, Majalah Punch mempublikasikan kartun untuk permainan bulu tangkus yang mengakibatkan kepopulerannya sehingga banyak dimainkan di sekitar jalan-jalan London.
Olahraga kompetitif bulu tangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune, India pada abad ke-19 saat mereka menambahkan jaring/net dan memainkannya secara bersaingan. Oleh sebab itu kota Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, pada masa itu permainan tersebut juga dikenali sebagai Poona. Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah raga ini mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac Spratt, seorang penyalur mainan Inggris, berjudul “Badminton Battledore – a new game” (“Battledore Bulu tangkis – sebuah permainan baru”). Ini melukiskan permainan tersebut dimainkan di Gedung Badminton (Badminton House), estat Duke of Beaufort’s di Gloucestershire, Inggris.


Terbentuknya Asosiasi Bulu Tangkis
Rancangan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath pada 1877. Asosiasi Bulu tangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan kejuaraan internasional pertama kali pada 1899 dengan Kejuaraan All England.

Bulu tangkis menjadi sebuah olahraga populer di dunia, terutama di wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi olah raga ini, dan di negara-negara Skandinavia.
Federasi Bulu tangkis Internasional (IBF) didirikan pada 1934 dan membukukan Inggris, Irlandia, Skotlandia, Wales, Denmark, Belanda, Kanada, Selandia Baru, dan Prancis sebagai anggota-anggota pelopornya. India bergabung sebagai penghubung pada 1936.


Sejarah Bulu Tangkis di Indonesia
Bulu tangkis menjadi salah satu olahraga yang dilombakan pada Olimpiade Musim Panas di Olimpiade Barcelona tahun 1992. Indonesia dan Korea Selatan sama-sama memperoleh masing-masing dua medali emas tahun itu. Perkembangan bulu tangkis di Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan Bangsa Indonesia, sejak masa sebelum revolusi fisik, gerakan kemerdekaan, sampai dengan periode pembangunan masa orde baru dewasa ini. Beberapa orang Belanda membawa jenis cabang olahraga ini, serta pelajar-pelajar Indonesia yang pulang belajar dari luar negeri, dengan cepat menjadikan cabang olahraga ini digemari masyarakat.

Pada sekitar tahun 1940 – an, cabang ini telah merasuk di setiap pelosok masyarakat. Namun cabang olahraga ini baru menemukan bentuk organisasinya setelah tiga tahun diselenggarakan PON I di Solo 1948. Tepatnya tanggal 5 Mei 1951, Persatuan bulu tangkis Indonesia baru terbentuk disingkat PBSI di kota Bandung. Kegiatan yang semarak, pertandingan kompetisi yang teratur, dalam waktu tujuh tahun telah membuahkan hasil yang positif yakni keberhasilan merebut Thomas Cup, lambang supremasi dunia bulu tangkis. Hampir tidak masuk akal menurut pertimbangan ilmiah, bangsa yang baru saja hancur karena perang kemerdekaan, ternyata mampu meraih prestasi gemilang di dunia internasional.

Keberhasilan ini tidak saja mengejutkan dari arti prestasi, tetapi juga memberikan pengaruh yang besar. Keberhasilan itu sekaligus menarik perhatian pemerintah dan masyarakat, sehingga sejak tahun 1958 itu, PBSI tidak lagi bekerja seorang diri. Tidak saja hasil di Thomas Cup, sejak saat itu para pemain Indonesia mampu menunjukkan prestasinya di berbagai turnamen internasional, seperti All England, Asian Games, Uber Cup dan lain-lainnya.


Nahh, demikianlah ulasan hari ini mengenai sejarah permainan bulu tangkis, semoga bermanfaat bagi Anda dan salam olahraga. Bagi anda yang ingin membuat lapangan atau renovasi lapangan tenis, badminton, futsal, dan basket silakan menghubungi jasa kami.

Contact Us
Customer Service
081338188883
Email :
kontraktorlapangan@gmail.com


Kontraktor Lapangan – mitra pembuat dan renovasi lapangan olahraga anda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar